Anyaman Pandan

Kerajinan anyaman yang memakai bahan dasar dari pandan, jenis produksinya terdiri dari tikar, tempat sampah, dompet wanita, tempat foto, sandal, tas dan sebagainya. Kerajinan ini diproduksi di Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan.  

Penggunaan Anyaman Pandan Dalam Kehidupan

Penggunaan Anyaman Pandan Dalam Kehidupan, Produk hasil kerajinan anyaman dalam lingkup masyaraklat tradisional banyak dipergunakan untuk kebutuhgan sendiri seperti tikar, tudung saji, sumpit/katang-katang, bakul, kembut dll, kegunaan pada upacara adat :

• Upacara perkawinan (Tikar Belambak)
• Upacara Pengobatan (Bulan Besar)
• Upacara Adat Suku-suku Asli
• Upacara Makan Berhidang

 Adapun beberapa hasil produksi yang digunakan untuk kebutuhan lain adalah :

• Tempat Sampah
• Dekorasi berbentuk tempayan
• Meja Kecil Rendah (Mea Oshin)
• Tempat Tisu
• Aneka Bentuk Tas Tangan
• Keranjang/bakul tempat pakaian
• Kembut (tempat menyimpan perbelanjaan)
• Sumpit (tempat beras)
• Kipas
• Tempat Buah
• Tempat Pena/Pensil
• Kemasan Makanan (dodol)

Ekonomi & Bisnis: ANYAMAN PANDAN, ANGKAT DESA WISATA

PAGUYUBAN Pandan Raharja, Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kebumen terus berinovasi dalam mengembangkan kerajinan anyaman pandan. Kreativitas tersebut yang kemudian mengangkat wilayah setempat menjadi desa wisata.

Sebagian besar penduduk desa Klopogodo itu menekuni pekerjaan sebagai pengrajin anyaman pandan. Di daerah tersebut, tanaman pandan tumbuh rimbun hingga sampai ke pelataran rumah. Jadi, untuk mendapatkan bahan kerajinan itu tidak mengalami kesulitan.



Upaya dari paguyuban yang berdiri sejak setahun lalu itu pun memperkuat para pengrajin yang awalnya hanya mengerjakan apa adanya saja. Menurut Sekretaris Paguyuban Pandan Raharja, Sigit tri Prabowo, pada awalnya pengrajin hanya membuat bahan setengah jadi.



Bahan yang dinamai complong itu lantas dijual ke berbagai daerah seperti Tasikmalayah, lampung, Denpasar serta Yogyakarta. "Dengan adanya paguyuban, para pengrajin kini bisa membuat barang jadi yang nilainya lebih tinggi," imbuhnya.



Ibu-ibu yang tersebut diberi pelatihan membuat aneka kerajinan menggunakan anyaman panda. Mereka juga diajak unutk mengikuti studi banding ke sejumlah daerah.



Turun Temurun



Karena sudah memiliki dasar ketrampilan menganyam secara turun temurun, warga Klopogodo pun mampu mengembangkan kerajinan tersebut menjadi lebih menarik lagi. Bahkan dengan pengrajin di daerah yang dijadikan studi banding.



Selain dibuat aneka souvenir, anyaman pandan itu juga dibuat tas, sandal, topi, kotak barang, serta kerajinan tangan. Khusus untuk kerajinan yang terakhir, pengepul dari Yogyakarta yang mendapatkan dari pengrajin asal Klopogodo itu mengekspor ke sejumlah negara.



Menurut Sigit, prospek kerajinan anyaman pandan cukup gemilang. Pihaknya saat ini memiliki sebanyak 400 anggota. Hanya saja, para pengrajin masih kesulitan pada peralatan produksi. Selama ini, penanganannya masih manual dengan tangan.



Pihaknya pun berharap pemerintah memberikan bantuan peralatannya."Dengan tidak adanya peralatan, kami tidak sanggup memenuhi pesanan yang banyak," imbuhnya.



Sigit menerangkan, proses pembuatan kerajinan itu diawali dari memotong tanaman pandan di Kebun. Kemudian daun tersebut diiris-iris dan dihaluskan dengan pisau. Panjangnya disesuaikan, ada yang 40 cm, 50 cm dan 60 cm. "Setelah itu direbus, kemudian dijemur," jelasnya.



Untuk pewarnaannya dilakukan pada proses itu. Atau pun bisa dibiarkan sesuai warna alami. Selanjutnya dikeringkan dan dianyam menjadi bahan setengah jadi (complong)."Itu (complong) yang kemudian dijadikan berbagai macam kerajinan